Tuesday, 18 September 2012

Bom mobil di Baghdad tewaskan 18 korban


Delapan orang tewas dan 32 lainnya cedera dalam ledakan bom mobil di sebelah selatan Baghdad, Senin (25/6/2012). Sementara itu, bom pinggir jalan di sebelah utara Ibukota Irak itu juga menewaskan empat orang dan melukai tujuh lainnya.

Demikian dituturkan beberapa sumber medis dan keamanan di kota tersebut. Letda (Polisi) Ali Jassem dan Dokter Saad al-Khafaji dari Rumah Sakit Hilla mengatakan, bom mobil itu meledak sekitar pukul 19.45 waktu setempat (pukul 23.45 WIB) di dekat sebuah lapangan sepak-bola di Hilla, 95 kilometer selatan Baghdad.

Sementara di Baquba, 60 kilometer sebelah utara Baghdad, seorang kolonel polisi dan Dokter Ahmed Ibrahim dari Rumah Sakit Baquba menuturkan, ledakan bom pinggir jalan juga menewaskan empat orang dan melukai tujuh lain.

Tercatat, dengan kekerasan terakhir ini, jumlah korban tewas dalam serangan-serangan di Irak sejak 13 Juni lalu menjadi sedikitnya 171. Jumlah tersebut sudah melampaui angka kematian sepanjang Mei lalu.
Pada 13 Juni, 72 orang tewas dan lebih dari 250 cedera dalam gelombang serangan di Irak, yang kemudian diklaim oleh kelompok Negara Islam Irak (ISI), cabang Al Qaida di Irak. Tiga hari kemudian, 32 orang tewas dan puluhan cedera dalam dua pemboman mobil yang ditujukan pada peziarah Syiah di Baghdad pada puncak peringatan yang menandai kematian seorang ulama suci Syiah pada 799.

Setelah itu, tepatnya pada 18 Juni, serangan bom bunuh diri dengan sasaran pelayat Syiah di Baquba, sebelah utara Baghdad, juga menewaskan 22 orang dan mencederai puluhan lain, sementara penembakan dan pemboman menewaskan enam orang di Irak pada 19 Juni. Jumat (22/6/2012) lalu, serangan-serangan menewaskan sedikitnya 12 orang dan mencederai puluhan lain.

Kekerasan di Irak turun dari puncaknya pada 2006 dan 2007. Namun, serangan-serangan masih terus terjadi. Menurut data pemerintah, 132 orang Irak tewas pada Mei lalu.
Irak dilanda kekerasan yang menewaskan ratusan orang dan kemelut politik sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak. Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.
Para ulama Sunni memperingatkan, bahwa Maliki sedang mendorong perpecahan sektarian, dan pemrotes memadati jalan-jalan Irak dengan membawa spanduk yang mendukung Hashemi dan mengecam pemerintah.

0 comments:

Post a Comment

1. Berkomentarlah yang baik
2. Jangan bermaksud untuk menghina
3. Kritik dan saran akan kami terima dengan baik
4. Komentar yang tidak baik akan kami spam