Tuesday, 25 September 2012

Dalam Sebulan, 24 Teroris Diringkus Densus 88




Ilustrasi Densus 88 ::: Anggota Densus 88 berjaga-jaga di lokasi penggerebekan teroris di Gang Asem, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (9/3/2010).
JAKARTA — Sepanjang bulan Agustus hingga September 2012, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri melakukan sejumlah penangkapan terduga kasus terorisme. Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com, dalam waktu kurang lebih sebulan tersebut, Densus telah meringkus 24 terduga teroris di berbagai wilayah di Indonesia. Siapa saja puluhan terduga teroris yang dibekuk?

Solo
Pertama, penangkapan dua terduga teroris di Solo, Jawa Tengah, pada 31 Agustus 2012, yaitu Farhan (19) dan Mukhsin (19). Keduanya tewas dalam baku tembak dengan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88 Antiteror) di Jalan Veteran, Solo.

Pada hari yang sama, di Karanganyar, Jawa Tengah, polisi menangkap Bayu (22) dalam keadaan hidup. Dari keterangan Bayu, polisi menangkap Firman, di Jalan Raya Kalimulya, Perumahan Anyelir 2, Depok, Jawa Barat, pada 5 September 2012.

Farhan, Mukhsin, Bayu, dan Firman diduga terlibat dalam aksi teror terhadap pos pengamanan dan pos polisi di Solo selama bulan Agustus 2012. Pertama, aksi penembakan di Pospam Simpang Gemblengan, Jumat (17/8/2012). Kedua, pelemparan granat di Bundaran Gladak, Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (18/8/2012). Kemudian, aksi teror di Pos Polisi Singosaren, Jalan Rajiman Serengan, Solo, Kamis (30/8/2012), yang menewaskan seorang anggota kepolisian Bripka Dwi Data Subekti.

Depok-Solo
Kedua, penangkapan jaringan teroris Thorik. Penangkapan tersebut berawal dari ditemukannya sejumlah bahan peledak di kediaman Muhammad Thorik (32) di Jalan Teratai RT 02 RW 04 Kelurahan Jembatan Lima, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, pada 5 September 2012. Saat itu, Thorik melarikan diri.

Kemudian, terjadi ledakan bom rakitan di sebuah rumah di Jalan Nusantara RT 04 RW 13 Beji, Depok, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2012). Rumah kontrakan tersebut diketahui menjadi tempat penyimpanan bahan peledak. Terduga teroris ikut jadi korban pada ledakan tersebut, yakni Wahyu Ristanto alias Anwar yang akhirnya meninggal dunia di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (12/9/2012), akibat luka bakar serius di bagian wajah dan lehernya.

Selanjutnya, dua terduga teroris menyerahkan diri. Keduanya adalah Thorik yang menyerahkan diri ke Pos Polisi Jembatan Lima, Jakarta Barat, Minggu (9/9/2012) sore; dan Yusuf Rizaldi (42) alias Abu Toto ke Polsek Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara, Rabu (12/9/2012) sekitar pukul 13.30.

Densus 88 juga menggeledah rumah kontrakan Yusuf di Bojong Gede, Bogor, Senin, (10/9/2012). Di sana polisi menemukan bahan peledak yang serupa dengan bahan-bahan yang ditemukan di Tambora dan Depok. Tempat tersebut juga diketahui merupakan markas kelompok Thorik untuk menyimpan dan merakit bom. Di Bojong Gede, polisi memboyong Arif.

Setelah itu, dua terduga teroris ditangkap di Jalan Jombang Raya Sektor IX Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/9/2012) siang. Keduanya adalah A alias J (33) dan A alias S. Seusai penangkapan, polisi menggeledah rumah di Tambun, Bekasi. Di sana polisi memboyong A.

Densus 88 kembali meringkus terduga teroris sebanyak delapan orang di Solo di tempat berbeda-beda, Sabtu (22/9/2012). Mereka adalah BH (45), RK (45), YP (60), FN (18), BN (24), K (43), IV (35), dan N (46). Delapan orang tersebut diduga kuat termasuk dalam jaringan terorisme bersama Thorik.

Di Kalimantan Barat, Densus 88 meringkus Anggri Pamungkas (18) di perbatasan Desa Cobra dengan Desa Bloyang, Kecamatan Belimbing Hulu, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, Sabtu (22/9/2012). Anggri terkait jaringan Thorik yang diduga ikut merakit bom.

Keesokan harinya, Minggu (23/9/2012), Densus 88 menangkap Joko Tri Priyanto (45) atau Joko Parkit di rumah kerabatnya, Mondokan, Kecamatan Laweyan, Solo. Joko Parkit dikenal sebagai pemimpin Kelompok Laweyan, basis pendukung Noordin M Top di wilayah Solo. Joko bebas pada tahun 2007, setelah sebelumnya dihukum tiga tahun penjara karena menyembunyikan Noordin M Top seusai peledakan bom di Kedutaan Besar Australia.

Dari pengakuan Thorik, mereka telah merencanakan bom bunuh diri untuk diledakkan pada Senin (10/9/2012), yang dalam hal ini Thorik sebagai pengantinnya.

Aksi teror tersebut direncanakan terjadi di empat lokasi. Pertama, Markas Korps Brimob Polda Metro, Kwitang, Jakarta Pusat; kedua, Pos Polisi di Salemba, Jakarta Pusat; ketiga, Kantor Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Mabes Polri, Jakarta Selatan; dan menyerang komunitas masyarakat Buddha terkait adanya penindasan kaum Muslim Rohingya di Myanmar.

Ambon
Di Ambon, Maluku, Densus 88 meringkus enam terduga teroris di kawasan Gunung Malintang, Kebun Cengkeh, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Minggu (9/9/2012) malam. Setelah hasil pemeriksaan, empat orang dilepas karena tak terkait kasus terorisme. WD (30) kemudian kembali ditangkap di kawasan Dullah Darat, Kecamatan Dullah Utara, Kota Tual, Provinsi Maluku, Kamis (13/9/2012).

Penangkapan di Ambon ini diduga terkait kepemilikan dua senjata api organik, 3.000 amunisi, tujuh magasin, dan sebuah granat yang ditemukan Densus 88 dalam sebuah penggerebekan di rumah J, kawasan Gunung Malintang, Desa Batu Merah, Kota Ambon, Minggu (9/9/2012).

Hingga kini Polri masih memeriksa puluhan terduga terorisme ini. Mereka disebut-sebut sebagai kelompok baru yang memiliki keterkaitan dengan jaringan lama. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar, Selasa (4/9/2012), mengatakan, jaringan Farhan di Solo memiliki keterkaitan dengan jaringan lama.

"Kalau kita lihat ada beberapa afiliasi. Ada kelompok NII (Negara Islam Indonesia) kewilayahan, ada juga yang background-nya mereka JAT (Jamaah Ansharut Tauhid). Ini memiliki keterkaitan dengan yang terdahulu, tapi mereka sendiri merupakan kelompok baru yang infonya mereka belum tetapkan namanya," ujar Boy.

Sementara itu, Polri belum dapat memastikan keterkaitan antara terduga kasus terorisme di Solo, Depok, dan Ambon. Terduga teroris lain—yang jumlahnya belum dijelaskan—sedang dalam pengejaran Polri.

0 comments:

Post a Comment

1. Berkomentarlah yang baik
2. Jangan bermaksud untuk menghina
3. Kritik dan saran akan kami terima dengan baik
4. Komentar yang tidak baik akan kami spam